Mungkin kalau sekarang ini
kita menyebut nama “Mentok” banyak yang bertanya-tanya dan tidak tahu
apa itu. Mentok merupakan sebuah kota kecil yang terletak di sebelah
barat Pulau Bangka dan merupakan gerbang utama untuk masuk ke Bangka
dari daratan Sumatera. Sejak berabad-abad yang lalu Mentok sudah dikenal
sebagai kota pelabuhan utama di Pulau Bangka, bahkan nama Mentok
sendiri terdaftar di “London Metal Exchange (LME)” sebagai salah satu
“brand” logam timah yang diperdagangkan di pasar logam dunia. Tetapi
selain dari itu semua banyak yang tidak mengetahui kalau Mentok juga
merupakan kota sejarah. Banyak peninggalan bersejarah yang tersimpan di
kota ini.
WISMA RANGGAM
Wisma Ranggam atau dikenal
juga dengan nama Pesanggrahan Muntok merupakan saksi bisu perjuangan
Bung Karno, Bung Hatta dan tokoh-tokoh perjuangan kemerdekaan Indonesia
selama masa pengasingan di Bangka pada tahun1948-1949. Dari beberapa
ceceran catatan sejarah yang ditemui, Wisma Ranggam pernah dijadikan
tempat perundingan UNCI, BFO serta KTN pada 22 Juni 1945. Yang paling
monumental adalah penyerahan surat kuasa oleh Presiden RI Ir Soekarno
kepada Sri Sultan Hamengku Buwono IX tentang pengembalian pusat
kekuasaan pemerintahan RI ke Jakarta.
Sejarah mencatat, para
pemimpin RI mulai diasingkan Belanda ke Muntok pada Desember 1948.
Mereka antara lain Bung Hatta, Mr Mohammad Roem, Mr Pringgodigdo, Mr
Assa’at, Komodor Suryadarma, dan Ali Sostroamidjoyo. Dua bulan kemudian,
tepatnya 6 Februari 1949, menyusul Presiden RI Ir Soekarno serta Menlu H
Agus Salim yang sebelumnya sempat diasingkan di Prapat, Sumatera Utara.
PESANGGARAHAN MENUMBING
Bicara soal Pesanggrahan
Muntok, tak lepas dari Pesanggrahan Menumbing (sekarang Hotel Jati
Menumbing). Bung Karno selama pengasingan di Muntok, naik-turun
menggunakan mobil BN-10 dari Pesanggrahan Menumbing di puncak Bukit
Menumbing, ke Pesanggrahan Muntok. Di wisma ini pula, tepatnya 7 Mei
1949, para tokoh bangsa itu menggodok konsep perjanjian Roem Royen yang
menetapkan pengembalian kekuasaan RI ke Jakarta.
Menyusuri kamar-kamar
tempat Bung Karno, Bung Hatta dan pejuang kemerdekaan lainnya pernah
menginap di sana, terasa seperti bernostalgia ke masa lalu. Namun tak
banyak lagi barang-barang peninggalan Bung Karno yang bisa dijumpai di
sana.(sp)
0 komentar:
Posting Komentar